DIJADIKAN TUMBAL PESUGIHAN
By. Kang Asep Hidayat
Assalamualaikum,
salam sejahtera buat sahabat kang Asep Hidayat semua dimanapun berada,
kali ini saya akan menceritakan kisah nyata dari kehidupan sahabat
Cerita Misteri Kisah Nyata Kang Asep Hidayat.
Beliau mengirimkan
pengalaman hidupnya kepada saya, yang begitu luarbiasa, namun tentunya
nama beliau saya samarkan. Semoga berkenan dan mohon maaf ya mbak jika
ada kata dan penulisannya yang salah, cuma ini saya bisanya
Baiklah langsung saja ke bagian ceritanya.
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
Inilah selengkapnya ........
Namaku
maysa, aku asli bersuku Jawa, namun banyak orang mengatakan, jika aku
memiliki raut wajah mirip dengan orang cina, bahkan banyak orang di
sekitarku mengira jika aku memang orang cina,
Pernah suatu ketika
aku berbelanja dimana pemilik toko itu memang orang cina, pemilik toko
itu berbicara kepadaku dengan bahasa Chinese, tentu saja hal itu membuat
aku bingung, dan akupun berkata kepadanya,
''Maaf ko, aku bukan Chinese'',
Demikian aku berkata dengan sedikit malu,
''ah yang bener la, tapi lu punya muka macam orang cina"
Pemilik toko itu berkata kepadaku tak yakin jika memang aku ini bukan Chinese,
Aku sedari kecil hidup dikota metropolitan, yaitu dijakarta, kira-kira umur 15 tahun.
Tahun 2016 akhir, yang bulan dan tanggalnya maaf aku sendiri lupa,
Aku bekerja di sebuah perusahaan atau tepatnya sebuah pabrik mainan yang ada di daerah Jakarta Utara.
Pada
awal bekerja aku merasa nyaman dan aman, tidak ada keanehan apapun yang
terjadi kepadaku. Bahkan aku memiliki bos yang sangat baik kepadaku.
Suatu
hari aku bekerja dengan bos, sambil bekerja kami mengobrol, walau aku
sedikit canggung, karena yaaah yang namanya dengan seorang bos.
Disela bekerja ia bertanya kepadaku,
"Kamu keturunan Chinese ya?"
Demikian ia bertanya kepadaku dengan senyum ramah.
"Enngak ko, aku asli orang orang Jawa"
Jawabku sedikit tergagap, karena saat itu aku tengah fokus bekerja,
''Hemmmm, kamu itu mirip Chinese Pase maysa",
Ujarnya lagi kepadaku.
Saat itu aku hanya diam karena memang aku tak mengerti dengan apa yang ia maksud.
O
ya, aku bekerja di pabrik itu bersama saudaraku, namun akhir-akhir ini
saudaraku ada masalah pekerjaan, yang pada akhirnya ia berhenti bekerja
dari pabrik tersebut.
Dan saudaraku itu menghendaki akupun harus
ikut berhenti bekerja juga, walau yaaah sebenarnya aku masih betah
bekerja di pabrik itu, karena aku butuh pengalaman kerja. Namun
bagaimana lagi
Walau dengan berat hati, akupun akhirnya ikut berhenti.
Beberapa waktu pasca berhentinya bekerja dari pabrik itu, aku masih saja selalu ingat dan kefikiran ke pabrik tersebut.
Kriiiing...kriiiing...
Suatu
hari ketika aku tengah bersantai di tempat tinggalku, ponselku
berdering, tanda ada panggilan, segera kuraih ponselku yang saat itu aku
letakkan di meja kecil dikamar.
Kulihat dilayar ponsel sebuah nama Rina, Rina adalah teman kerjaku ketika dipabrik, lalu aku angkat telfonnya,
"Halo Rin....apakabarnya, ada apa ya?
Demikian aku sapa dan aku bertanya kepadanya.
"Hallo juga, aku sehat dan baik selalu, o ya maysa, kata bos, kamu masuk kerja lagi ya, karena kamu dibutuhin loh disini"
Demikian ucap Rina, yang ternyata ajakan untuk kembali bekerja.
Mendengar
berita ajakan itu sejenak aku berfikir, harus bagaimana nih, namun
entah apa yang mendorong hatiku, yang akhirnya akupun mengiyakan ajakan
itu, bahkan tidak menunggu esok lusa, sore itu juga aku dijemput untuk
langsung bekerja.
Hari berganti hari, terus berganti dengan Minggu, dan berlalu.
Tanpa terasa sebulan aku kembali bekerja dipabrik itu.
Semua berjalan dengan lancar dan baik-baik saja, bahkan yang aku rasakan sikap bos semakin baik kepadaku.
Kadang
aku merasa kebaikannya bosku sangat berlebihan, terbukti dengan gajiku
setiap bulan terus dinaikkan, padahal yang sebenarnya kenaikan gaji itu
per tiga bulan normalnya. Bahkan diluar pekerjaan pun sang bos selalu
memperhatikanku, layaknya aku bagai anaknya sendiri.
Hal itu tentunya membuat rekan-rekan kerjaku menjadi iri.
**
Mulainya ada hal yang terjadi kepadaku yang tentunya tidak logika, sekaligus membuat aku merasa ketakutan.
Pada suatu petang, aku dan rekan kerja lainnya masih dipabrik dan bekerja.
Rekan
sebelah meja kerjaku kebetulan berpuasa, dan Maghrib itu ia meminta
ijin kepadaku untuk berbuka puasa dan melaksanakan sholat fardu Maghrib,
karena saat itu aku tengah maaf lagi Haid, tentunya aku tidak
melaksanakan sholat.
Singkat cerita, akupun mengiyakannya, dan
rekankupun berlalu meninggalkanku, tentulah saat itu aku tinggal
sendiri, karena memang kami hanya berdua saat itu.
Akupun meneruskan pekerjaanku, yang saat itu aku mengangsur angkat barang-barang.
Disaat
itulah tanpa sengaja ekor mataku mengarah keluar ruangan, dimana ada
sebatang pohon palem, disana aku melihat seseorang tengah berdiri
menatap kearahku, bahkan sosok itu tersenyum kepadaku.
Pada
awalnya aku fikir sosok itu temanku yang memang ditugaskan untuk
menghidupkan lampu, yang kebetulan disebelah pohon itu ada saklar lampu.
Namun setelah aku perhatikan dengan jelas, ternyata dia bukanlah
temanku, karena memang disana sedikit remang-remang minimnya
pencahayaan.
Setelah membalas senyumnya akupun kembali membalikkan tubuhku dan kembali bekerja.
Namun beberapa saat kemudian, aku merasakan ada hal yang aneh pada tubuhku.
Tubuhku
terasa dingin, layaknya aku baru saja kehujanan, tidak sampai disitu,
entah karena apa, tiba-tiba saja aku merasa sedih, serasa aku tengah
berduka.
Saat itu dengan sisa kesadaranku, aku melangkah setengah
berlari menuju ruang sebelah, dimana disitu ada beberapa temanku, aku
meminta tolong kepadanya, dan selanjutnya aku sudah tidak ingat apa-apa
lagi.
***
Menurut cerita rekan kerjaku disaat aku berlari menghampirinya dan meminta tolong.
Rekan
kerjaku mengira jika aku kelelahan, karena saat itu raut wajahku
terlihat pucat dan tubuhku lemah, akupun diantar ke kamar istirahat,
namun saat itu sikapku mulai terlihat aneh, aku menangis dan menjerit
histeris, layaknya orang tengah kesurupan.
Sontak melihat aku
yang saat itu kesurupan membuat beberapa rekanku panik, mereka berusaha
untuk menyadarkanku dengan berbagai cara yang mereka bisa, dengan
dibacakan Yasin dan sebagainya, namun tetap saja aku tidak sadarkan
diri, justru aku
Tertawa cekikikan.
Setelah rekan kerjaku
menghubungi bos, dan memberitahukan jika aku kesurupan, akhirnya sang
bos pun tiba, dan aku kembali sadar hanya di ucapkan "HALELUYA" olehnya.
Singkat
cerita, pasca kejadian yang menimpaku, aku sering melihat hal aneh di
pabrik itu, mulai dari beberapa barang berjatuhan atau pindah posisi
dengan sendiri, pintu ruangan sering terbuka dan tertutup sendiri,
hingga penampakan-penampakan menakutkan.
Penampakan-penampakan yang semakin menunjukkan eksistensinya kepadaku dan karyawan pabrik lainnya kerap terjadi.
Yang
lebih parah lagi, saat itu aku justru berteman dengan sosok yang
pertama kali aku melihatnya, yaitu sosok yang ketika ia berdiri didekat
pohon palm sebelum aku kesurupan.
Yang membuat aku jadi sedih
yaitu, teman-temanku semakin menjauhiku, karena mereka takut, mereka
takut denganku karena mereka sering melihat aku tengah berbicara
sendiri, yang sebenarnya aku saat itu tengah mengobrol dengan teman
baruku yang tak kasat mata, atau hantu.
Ternyata setelah aku
berteman dengan sosok itu, disana aku baru tahu siapa dia, sosok itu
mengaku dan bercerita kepadaku, bahwa dia adalah anak bosku yang telah
mati dijadikan tumbal pesugihan oleh bosku atau orang tua kandung sosok
itu.
Mendengar cerita sosok itu, tentulah aku merasa sedih dan
kasihan sekaligus aku ketakutan, kok tega sekali orang tua menumbalkan
anak kandungnya sendiri hanya demi kekayaan. Demikian fikirku saat itu.
Pada
awal pertemanan dengan anak bos yang telah jadi tumbal itu, aku merasa
senang dan biasa saja, seakan ia teman nyata, namun lama kelamaan aku
merasa capek, karena ia selalu ngajak bermain yang tidak ada waktunya,
maklumlah yang namanya hantu waktu bermainnya selalu pada malam hari dan
ia tak pernah merasa capek.
Karena aku mulai merasa lelah dan
semakin tidak beres situasinya, akhirnya aku memutuskan untuk berhenti
bekerja dari pabrik itu.
Walau pada awalnya aku tidak diberi ijin keluar, bahkan aku dilarang keluar dari pabrik itu.
Atas pertolongan Alloh, akhirnya aku bisa berhenti kerja sekaligus aku bisa keluar dari tempat mengerikan.
****
Setelah
beberapa waktu aku berhenti bekerja dari pabrik yang sudah membuat
fikiranku jadi kacau, aku merasa sedikit lega, karena akupun akhirnya
mendapat pekerjaan baru di daerah telugong, untuk mempermudah pergi
bekerja aku mengontrak sebuah rumah yang dekat dengan tempat kerjaku,
yaitu di dekat jembatan hari-hari.
Pada suatu sore, temanku
menelfonku meminta antar untuk menjumpai pacarnya, dan saat itu karena
aku tengah tidak ada kegiatan maka akupun mengiyakannya, saat itu juga
aku menunggu temanku di pertengahan jembatan hari-hari.
Beberapa
menit berlalu temanku tak kunjung datang juga, aku sedikit merasa jenuh,
saat itu untuk menghilangkan rasa jenuh aku mengutak Atik hp androidku,
hingga tiba-tiba saja,
"Lagi ngapain sendiri disini dek?"
Seketika aku merasa terkejut mendengar suara seorang pria menyapaku, akupun mengarahkan pandanganku ke asal suara,
"Eh.. i itu aku lagi nunggu temen mas"
Jawabku
tergagap, karena aku tak menyadari kedatangannya, yang ternyata seorang
pria berparas ganteng. Pria itu tersenyum manis kepadaku,
Saat itu entah kenapa aku tak berfikir curiga sedikitpun kepadanya, mungkin karena ia ganteng dan ramah, fikirku.
Singkat cerita, ia menyodorkan tangannya mengajak berkenalan, dan kembali tanpa ragu aku menerimanya.
Akhirnya
kami mengobrol dengan akrab, seakan kami telah lama berteman, walau
sejujurnya setelah berjabatan tangan aku baru tahu jika teman baruku
yang seorang pria ganteng itu bukanlah manusia, melainkan sosok mahluk
halus.
Beberapa saat aku mengobrol, hari mulai senja, temankupun
yang sudah berjanji akan datang tak jua muncul, akhirnya akupun kembali
kekontrakan.
Disaat aku melangkah pulang menuju kontrakan, aku
merasakan tubuhku serta langkahku terasa berat, seakan aku tengah
menggendong orang dewasa, serta perasaan aneh mulai merasuki jiwaku.
Setibanya di kontrakan, benar saja aku langsung kesurupan, beruntung saat itu tak lama berselang temanku datang.
Menurut cerita temanku, aku kesurupan sangat lama, mulai jam 9 malam hingga menjelang sholat subuh, atau jam 5 pagi.
Hari terus berlalu sebagaimana mestinya, hari-hari aku selalu berulang hampir setiap Maghrib aku kesurupan.
Aku
sudah berusaha berobat kesana kemari, namun aku tak kunjung sembuh, dan
atas saran dari keluarga dan teman akhirnya aku pindah ke kontrakan
saudaraku, agar ada yang memperhatikanku disaat aku kesurupan.
Singkat
cerita, aku saat itu sudah tinggal bersama saudaraku, namun yaaah aku
masih saja selalu kesurupan, sudah banyak ustadz bahkan orang pintar
namun pada akhirnya mereka tidak sanggup mengobatiku. Hingga akhirnya
pada suatu hari ada yang memberi saran untuk berobat ke orang pintar di
daerah Kapuk.
Dengan diantar saudaraku, kami pergi kesana, dan ternyata seorang nenek-nenek.
Singkat cerita, setibanya disana, kami menceritakan semua yang terjadi kepadaku, dan meminta bantuan kepada beliau.
Namun, aku harus kecewa, karena nenek itu menolaknya dengan alasan
"Maaf
ya nak, nenek gak sanggup membantumu, karena rohmu sudah disimpan oleh
seseorang untuk dijadikan tumbal, dan jika rohmu tidak dapat di
kembalikan keragamu, maka kamu akan mati"
Demikian si nenek berkata, dengan raut wajah terlihat prihatin kepadaku.
Akhirnya kami pulang dengan rasa sedih dan kecewa.
Beberapa
hari kemudian aku dipulangkan kekampungku dijawa, dengan sekujur
tubuhku memar-memar membiru, karena disaat aku berobat ke beberapa orang
pintar tubuhku dicubit-cubit, supaya setannya keluar dari tubuhku,
walau yaaah semua sia-sia.
Setibanya dikampung halaman, aku tinggal bersama nenekku.
pada
awalnya aku merasa tenang dan aman, namun ternyata tidak, hanya dua
hari aman, selanjutnya justru semakin parah, seperti biasa setiap
Maghrib aku kesurupan dan menjelang subuh aku baru sadar.
Aku
semakin merasa tersiksa, bahkan aku nyaris putus asa dengan kondisiku
saat itu, namun disaat aku mulai putus asa, ada kerabat yang
memberitahukan kepada keluarga agar aku dibawa berobat kepada seseorang
yang daerahnya lumayan jauh dari kampungku.
Saat itu keluarga
mendapat nomor telfonnya, dan singkat cerita, keluarga menelfon orang
pintar itu, dan menceritakan permasalahan yang terjadi kepadaku.
Begitu
mendengar semuanya, orang pintar itu beristighfar, dan menayakan nama
dan wetonku, biasa kalau orang pintar didaerahku, jika mengobati selalu
menanyakan weton kelahiran.
Lanjut cerita, akhirnya orang pintar itu
mengatakan jika saat itu juga ia akan datang kerumahku, dan
Alhamdulillah beliau datang.
Singkat cerita, orang pintar itu jam
11 malam tiba dirumahku dan langsung menangani ku, dengan melakukan
ritual yang aku sendiri tidak faham.
Tak lama berselang selesai
ritualnya, lalu beliau bercerita kepadaku dan keluarga, bahwa aku telah
dijadikan tumbal pabrik mainan dimana aku pernah bekerja dulu.
Dan
terakhir orang pintar itu diketahui bernama mas Alif melanjutkan
cerita, karena saat itu, aku masih polos dan lugu, disaat roh anak bos
yang telah dijadikan tumbal oleh orang tuanya senang dan berteman
denganku, ia menginginkan aku mati seperti dia dan menemaninya.
Mendengar cerita mas Alif, sontak membuat keluargaku terkejut dan menangis karena mengkhawatirkan ku.
Lanjut cerita
Kondisiku
semakin parah, karena menurut cerita keluargaku, saat itu dalam diriku
sudah orang lain yang tidak dikenal keluargaku, dari sikap, berbahasa
sudah berbeda, contohnya,
Aku asli orang Jawa dan hari-hari dalam
keluarga selalu berbahasa Jawa, saat itu aku berbahasa Indonesia, biasa
aku memanggil ibuku dengan sebutan mamak, atau Mak e, saat itu aku
memanggil mami.
Kurang lebih 1 bulan, aku hanya memiliki raga,
karena jiwaku sudah orang lain, yaitu roh anak kecil yang tiada lain
anak si bos yang telah ia jadikan tumbal kekayaannya.
Namun
Alhamdulillah, mas Alif dengan sabar terus berjuang mengobatiku, setiap
malam Jumat beliau mengobatiku dengan beberapa ritual hingga aku
diharuskan mandi bunga, serta aku tidak diperbolehkan keluar rumah.
Secara perlahan kondisi fisikku membaik, walau jiwaku masih orang lain.
Pada
suatu malam, akhirnya pada satu titik langkah pengobatanku, yaitu
dengan cara mediasi dengan mahluk atau demit yang ada pada diriku.
Hasil dari mediasi itu, sang demit meminta sate celeng (sate babi).
Pada saat itu mas Alif menyanggupinya, walau kami tidaklah mengkonsumsi makanan seperti itu, namun demi kesembuhan disanggupi,
Lalu aku di masukkan kedalam kamar kosong, kemudian aku disuguhkan sate tersebut.
Disaat itulah aku kembali tidak sadar, dan ternyata aku dikurung dan dipasung dikamar yang gelap selama 3 bulan.
Disaat
aku dipasung dikamar kosong nan gelap itu, disaat aku tengah sadar, aku
selalu didatangi oleh mantan bosku yang biasa aku panggil Koko Haryo,
dia berdiri dihadapanku dan disebelahnya ada anaknya yang telah mati
karena tumbalnya, ia menggunakan baju berwarna merah model khas etnik
cina. Selain itu juga aku didatangi Nyi Blorong, gendruwo hingga tuyul.
Pembaca setia kang Asep Hidayat bisa membayangkan bagaimana perasaan
mbak maysa saat itu, pastilah ketakutan.
Namun jika memang azalku
belum sampai, tidak akan ada yang mampu merenggut hidupku, akhirnya
bulan ketiga kondisiku membaik, Dan aku dinyatakan sembuh oleh mas Alif,
orang pintar yang telah berjuang menolongku, yang tentunya atas ijin
Alloh sang pencipta.
Pasca kesembuhanku, bukan berarti segala
gangguan itu semua hilang, tetap masih ada, namun kali ini aku cuek atau
bodo amat, dan tentunya aku selalu memohon perlindungan kepada sang
pencipta.
Walau sampai saat ini aku terkadang pingsan, namun paling lama stengah jam dan kembali sadar, karena mereka masih mengincarku.
Saat
ini aku telah menikah dan tengah mengandung, gangguan itu masih selalu
datang kepadaku, semoga saja Aku dan anakku selalu dilindungi Alloh dari
segala gangguan setan terkutuk.
Tidak lupa aku mohon doa dari semua sahabat kang Asep Hidayat untuk keselamatanku dan keluargaku.
S E L E S A I
Tidak ada komentar:
Posting Komentar