Assalamualaikum, salam sejahtera buat sahabat kang Asep Hidayat semua dimanapun berada, baik kali ini saya akan kisah nyata, tentang penderitaan seorang anak, akibat keegoan orang tua. Nama-nama saya samarkan, semoga berkenan, dan inilah selengkapnya
BISMILAHIRROHMANIRROHIM
Hidup tanpa cinta, ibarat taman tanpa bunga, demikian lirik nan indah pada sebuah lagu dangdut, cinta begitu mudah di ucapkan, indah untuk dihayalkan, namun terkadang sulit untuk mendapatkannya, karena cinta yang kita inginkan tentunya cinta yang suci, bukan tanpa sebab yang bersifat hawa nafsu belaka, bahkan karena harta.
Ketika bertemu dengan cinta yang suci apakah sudah pasti mulus, lancar dan bahagia, serta pasti akan mendapatkannya?
Jawabannya tidak atau belum tentu. Karena terkadang pula akan ada banyak penghalang, yang akan menghancurkan cinta suci itu,
Seperti yang akan saya ceritakan dalam kisah pilu antara Rony dan Reny, di kota Pku.
Rony adalah seorang pemuda perantauan di kota Pku, ia mengadu nasib di negeri orang, Rony sosok yang ulet, rajin bekerja, ia tak pernah merasa malu atau gengsi bekerja apapun, yang penting halal, dan terakhir ia bekerja di sebuah toko bangunan, dan itu berkat temannya yang mencarikan pekerjaan itu. Walau pekerjaannya hanyalah karyawan disebuah toko bangunan, yang tentunya berapalah gaji yang ia terima setiap bulannya, namun ia mempunyai
Cita-cita yang besar di masa mendatang, ia punya keyakinan bahwa suatu saat ia akan menjadi orang sukses,
Cita-cita tinggi, tentunya harus dibarengi dengan usaha dan perjuangan, demikian pula dengan Rony, untuk mewujudkan cita-citanya,
Ia memutuskan untuk kuliah sambil bekerja, yang tentunya ia mengambil kelas malam, agar tidak mengganggu jam kerjanya, yang sudah membiayai hidup dan kuliahnya.
Dikampus Rony sosok yang supel, mudah bergaul, selain itu termasuk mahasiswa yang cerdas, terbukti dengan IP yang lumayan tinggi,
Suatu malam ketika jam istirahat, Rony duduk sendiri di kantin, ia tengah menelfon ibunya di kampung,
"Apakabarnya Mak?"
Demikian Rony mengawali obrolan dengan ibunya di telfon.
"Alhamdulillah sehat nak, cuma adikmu mungkin tak bisa ikut ujian disekolahnya nak'',
Ibunya Rony menjawab, sekaligus bercerita yang tentunya membuat Rony merasa heran.
''syukurlah kalau sehat selalu Mak, tapi kenapa Rudy gak bisa ikut ujian Mak, memangnya ada masalah apa?
Tanya Rony ke ibunya.
''sebenarnya, mamak tak enak untuk cerita ke Rony, tapi dengan siapa lagi mamak cerita, sebenarnya Rudy belum bayar uang sekolahnya nak''
Tutur ibunya Rony dengan nada suara terdengar sedih,
Mendengar cerita dari ibunya, tentu saja membuat Rony terkejut, sekaligus sedih, tapi Rony adalah orang yang kuat dan selalu punya semangat yang tinggi.
''O gitu, ya udah, mamak jangan bingung apalagi sedih, nanti Rony usahakan uangnya ya, cuma Rony minta waktu dulu ya mak'',
Ujar Rony, menyenangkan hati ibunya, walau saat itu ia tidaklah punya uang.
Namun Rony sangat memahami keadaan keluarganya, ia anak paling besar dari dua bersaudara, ayahnya sejak ia kecil sudah meninggalkan mereka, ayahnya menikah lagi dengan wanita lain, dan sejak itu ayahnya tak pernah datang mengunjungi apalagi memberi nafkah, sedang ibunya hanyalah sebagai buruh cuci.
Singkat cerita, obrolan rony dengan ibunya pun selesai dan Rony menutup telfonnya,
Sedikit terkejut begitu ia selesai mengobrol dengan ibunya, ia melihat seseorang sudah duduk disampingnya tengah memperhatikannya,
"Eh, kamu rin, bikin terkejut saja'',
Ucap Rony kepada seseorang itu, yang ternyata teman wanitanya, yang bernama Reny.
"Yaaa, gitu saja kaget",
Jawab Reny sambil tersenyum manis,
"Kamu habis nelfon ibumu ya?''
Sambung Reny bertanya ke Rony,
Mendengar pertanyaan Reny, Rony terkejut, dalam hatinya berkata, kok tau kalau ia baru saja habis menelfon ibunya.
''kok tau Ren?''
Tanyanya singkat, seraya menatap Reny.
''ya Taulah aku kan dah lama duduk disini, tapi kamu lagi nelfon makanya aku Diem aja'', maaf ya aku gak sengaja nguping obrolanmu''.
Jawab Reny. Kepada Rony.
Tentu saja Rony sedikit memerah raut wajahnya setelah Reny mengatakan jika ia mendengar obrolannya dengan ibunya.
''Jadi kamu dengar apa yang aku obrolkan?''
Tanya Rony, dengan suara tergagap,
"Iya, bahkan suara hpmu kuat jadi aku juga dengar, kenapa, kamu malu?''
Jawab Reny dan berkata dengan mimik serius.
"Kenapa kamu harus malu?"
Justru kamu orang yang hebat, jujur aku salut sama kamu Ron.
Sambung Reny lagi.
Mendengar ucapan Reny, Rony hanya diam, ia memalingkan wajah serta pandangannya ke arah lain, dengan pelan ia berkata, aku bukan hebat, tapi aku berusaha menjadi laki-laki yang bertanggung jawab atas keluarganya.
Ucap Rony pelan, seakan tidak ia tujukan kepada siapapun ucapannya.
"Yaaa, itu yang aku suka darimu Ron, dan tak dapat aku temukan dari laki-laki lain"
Secara spontan Reny menimpali ucapan Rony. Yang tentu saja ucapannya itu membuat Rony terkejut, dan seketika ia menoleh dan menatap wajah Reny dengan tajam.
Seraya ia berkata,
"Maksudmu?"
Mendapat tatapan serta pertanyaan Rony demikian, Reny seakan baru menyadari apa yang baru saja ia ucapkan.
"E..eh, maaf, jawab Reny tergagap, seketika raut wajah cantiknya memerah, lalu ia menundukkan wajahnya. Lalu Reny berkata dengan suara pelan..
"Ron, aku suka sama kamu"
Maaf mungkin kamu merasa aneh melihat aku, seorang perempuan mengatakan suka kepada seorang laki-laki, tapi aku hanya berkata jujur atas perasaanku. Dan aku tidak berharap lebih darimu, yang penting aku sudah menyampaikan isi hatiku.
Ujar Reny, seraya ia beranjak dari duduknya dan melangkah pergi.
Rony terdiam bagai terhipnotis mendengar apa yang baru saja ia dengar, dadanya berdebar, fikirannya melayang entah kemana, ia merasa tak percaya, baru saja wanita cantik dikampusnya mengatakan suka kepadanya, yang selama ini banyak mahasiswa berusaha untuk mendapatkannya,
Selama ini Rony bukan tidak suka dengan mahasiswi cantik itu, namun Rony sadar diri, siapa dirinya, orang susah yang harus menanggung hidup keluarga, sementara Reny gadis cantik serta dari golongan keluarga berkecukupan.
Singkat cerita, setelah jadwal mata pelajaran kuliahnya selesai, Rony pulang, ia berjalan dari kampus menuju gerbang, dimana ia menunggu ojek, karena hari itu sepeda motornya rusak dan harus diperbaiki dibengkel,
Ron, kok jalan kaki, mana motormu?
Tiba-tiba saja Rony dikejutkan oleh sapaan seseorang, seketika ia menoleh ke asal suara, dan ternyata
Reny,
"Eh kamu ren, iya Ren motorku rusak, masih diperbaiki, mungkin besok baru selesai", jawab Rony,
"Oo, ya udah yuk bareng aku aja sekalian'', ujar Reny menawarkan tumpangan.
''gak usah ren, aku pakai ojek saja, jawab Rony menolak dengan halus,
"Kamu jadi geli ya sama aku, gara-gara tadi? Ucap Reny, sedikit kecewa dengan penolakan Rony,
"Bukan gitu ren, aku segan nanti merepotkanmu'', jawab Rony dengan cepat, ia takut Reny salah faham.
"Kalau memang gitu, kamu harus mau ,aku aku antar ya'',
Ujar Reny, yang tentunya membuat Rony jadi bingung dan salah tingkah,
Sambil garuk kepala yang tak gatal, akhirnya Rony mengalah, dan masuk kedalam mobil Reny.
Singkat cerita, sejak saat itu Rony dan Reny semakin dekat, bahkan Reny tak canggung lagi menunjukkan kemesraannya di hadapan teman-temannya, entah kapan mereka berdua jadiannya, hanya mereka berdua yang tahu. Mereka saling mencintai, dan mereka yakin bahwa cinta mereka akan tumbuh kuat hingga akhir hayat. Rony dan Reny berencana setelah wisuda dan mendapat pekerjaan yang lebih baik, mereka akan menikah, walau saat itu hubungan mereka Belum diketahui orang tua masing-masing.
Suatu hari, Sabtu malam Minggu, Rony sesuai janji dengan Reny, malam itu akan berkunjung kerumahnya Reny,
Selepas Maghrib Rony meluncur dengan motornya kerumah Reny, tentunya dengan hati yang berbunga,
Karena bayangan indah senyum sang kekasih.
Setelah memarkirkan motor harlaydabuyungnya ia melangkah menuju pintu rumah Reny dan mengetuknya, tak lama berselang pintu itu dibuka oleh seseorang dari dalam, seorang perempuan separuh baya, dan ternyata itu ibunya Reny,
''Assalamualaikum Tante'',
Salam Rony, ke ibunya Reny.
"Waalaikum salam, cari siapa?''
Jawab ibunya Reny dengan sikap dingin.
"Saya teman kampus Reny Tante, mau ketemu sama Reny, tadi udah janjian saya mau datang",
Jawab Rony dengan ramah dan sopan.
"Reny tadi keluar sama calon suaminya", jawab ibunya Reny, ketus.
Deeeeght .....
Serasa terhantam palu Godam dada Rony, mendengar ucapan ibunya Reny,
Lalu, Rony pun berpamitan pulang.
''ya udah kalau gitu, saya pamit pulang Tante''.
Ibunya Reny tak menjawab, ia langsung masuk kerumah dan menutup pintunya.
Malam itu Rony memutuskan pergi menuju tempat biasa ia nongkrong bersama teman-temannya, dengan hati remuk redam,
Baru saja ia tiba ditempat tongkrongannya, hp jangkriknya berdering, terlihat dilayar hpnya tertera nama ''sayaaang''. Yah Rony memang membuat nama Reny di hpnya dengan sebutan sayaaang, lalu dengan berat hati ia mengangkatnya,
Assalamualaikum, ada apa?
Jawab Rony dingin,
''Yaaang, kenapa belum datang juga, aku sampe kesel nungguin dikamar'',
Terdengar suara Reny yang mengatakan bahwa ia sudah jenuh menunggu.
''aku tadi datang kerumahmu, tapi kamu lagi keluar sama calon suamimu'', jawab Rony singkat.
Lalu Rony memutuskan telfonnya, bahkan mematikannya.
Singkat cerita, seperti biasa ketika jam istirahat dikampus, Rony duduk sendiri minum kopi sembari main hp.
Terlihat Reny mendatangi Rony, lalu ia duduk dikursi berhadapan dengan Rony, namun Rony hanya diam dan fokus ke layar hpnya, seakan tak pernah melihat siapapun didepannya,
''yaaang, kamu kenapa? Kok berubah begini sama aku, ada yang salah dari aku? Kalau memang aku salah, aku minta maaf, tapi jangan diam seperti ini. Ucap Reny membuka obrolan, merasa tak nyaman dicuekin Rony.
Perlahan Rony mengalihkan pandangannya, dan menatap wajah Reny dengan tatapan penuh arti, lalu ia berkata,
"Ren, kenapa kamu mempermainkan hatiku, kok tega kamu sama aku'',
Justru aku yang harus bertanya, apa yang salah denganku?
Jawab Rony.
''yaaang, aku belum mengerti dengan omonganmu sedari kemarin, yang bilang kamu datang sesuai janji kerumahku, kamu bilang aku keluar dengan calon suamiku. Aku gak ngerti Ron''. Ucap Reny sengit.
''sudahlah ren, gak perlu kamu berbohong, semoga berbahagia ya'',
Ujar Rony, seraya ia beranjak dari duduknya hendak pergi, namun Reny menahannya dengan menarik tangan Rony.
''yaaang... Kamu gak bisa gitu sama aku, aku mohon jelaskan sama aku, apa sebenarnya yang terjadi, kamu gak bisa bersikap begini, bukankah kita punya cinta suci? Ujar Reny sambil menangis.
Melihat Reny menangis, Rony terdiam sembari menatap wajah Reny, lalu Rony membalikan badannya berhadapan dengan Reny, Rony paling gak sanggup melihat seorang wanita menangis, apalagi saat itu, ia tengah berhadapan dengan orang yang ia cintai.
Lalu Rony menarik pelan tangan Reny, mengajaknya keluar kantin, Rony mengajak Reny duduk di taman diarea kampus, ia merasa tak nyaman dikantin, karena banyak orang disana.
Rony dan Reny duduk dibangku yang ada di taman itu, lalu ia berkata,
"Ren, aku malam Minggu itu datang kerumahmu, dan yang membukakan pintu mamamu.
Singkat kata, Rony menceritakan semua kepada Reny.
Mendengar cerita dari Rony, seketika wajah Reny memerah, lalu ia berkata
''jadi ini yang terjadi, lagi-lagi mama buat masalah, dulu kak Eny dibuat seperti ini, hingga akhirnya kak Eny belum mau nikah, karena selalu dihalangi mama, mama selalu menjodohkan dengan pilihannya, dan apa yang dibilang mama ke kamu itu bohong Yaaang, malam itu aku dirumah, memang, mama menjodohkan ku dengan laki-laki pilihannya, tapi aku gak mau Yaaang.
Ujar Reny sambil terus mengusap air matanya. Eny adalah kakaknya Reny, mereka dua bersaudara.
Mendengar cerita Reny, jujur Rony sangat terenyuh hatinya, lalu ia berdiri dan memeluk Reny yang tengah menangis.
''Sayang, maafkan aku ya, aku sudah salah menilaimu''. Bisik Rony.
''yaang, kamu yakin kan bahwa cinta kita kuat, dan akan selalu kita perjuangkan ya'',
Ucap Reny.
"Iya, aku akan kuat, asal kamu tetap sayang dan setia sama aku ya''.
Jawab Rony.
Singkat cerita, jam 9 malam, Rony keluar dari kampus, ia berencana langsung pulang ke kost, karena biasanya ia sepulang kuliah selalu singgah ditempat biasa nongkrong bersama teman-temannya.
Baru saja Rony hendak melewati gerbang kampus, ponselnya terasa bergetar tandanya ada yang menelfon.
Rony pun menghentikan motornya, lalu ia mengeluarkan ponsel dari saku celananya dan ternyata Reny yang menelfon,
''Assalamualaikum ren, ada apa?''
Jawab Rony, yang diawali salam.
''Waalaikum salam, Yaaang, mobilku gak mau hidup nih, jemput aku ya diparkiran'', jawab Reny ditelfon, yang mengatakan mobilnya mogok.
Rony pun memutar balikkan motornya, hendak menjemput Reny.
Singkat cerita, akhirnya Reny memutuskan malam itu pulang diantar Rony, dan besok pagi mobilnya diperbaiki bengkel langganannya.
Diperjalanan Rony dan Reny sambil mengobrol, mereka berdua begitu mesra,
''yaang kalau nanti mamamu tau aku yang antar kamu gimana?, Aku takut mamamu marah. Ujar Rony mengawali obrolan.
"Udah, diemin saja Yaaang, yang punya hidup ya kita sendiri, yang penting kita tetap hormat kepada orang tua, itu saja, gak usah difikirin.
Jawab Reny menyakinkan Rony.
Mendengar jawaban Reny, Rony hanya diam dan menghela nafas berat.
Tak memakan waktu lama merekapun tiba didepan rumahnya Reny, dan mamanya Reny saat itu berada di teras rumah, tengah duduk mengobrol dengan seorang pria muda, melihat Reny pulang, mamanya langsung berdiri dan berkata,
"Mana mobilmu ren, Kok diantar dia?
Ucapannya sambil melirik ke Rony yang saat itu masih diatas motornya, hendak turun untuk menyapa mamanya Reny.
''mogok mah dikampus, jadi aku minta antar pulang sama Rony''. Jawab Reny,
''kalau memang mogok, kan bisa nelfon Aldo, gak perlu minta antar sama orang, pakai motor kombet lagi'';
Ucap mamanya Reny, dan tentu saja ucapan mamanya membuat Reny terkejut.
''mama...!!!''
Jaga ucapan mama sedikit kenapa,
Orang sudah berbaik hati Menolong Reny, bukannya terimakasih, malah mama hina, ucap Reny sengit.
''iya mama gak suka saja kamu dengan dia'', hardik mamanya gak kalah sengit, seraya menunjuk Rony.
''kenapa rupanya ma?,
Rony itu pacar aku ma, dan dia yang akan jadi suamiku kelak bukan dia...!!!"
Ujar Reny semakin sengit, sambil menunjuk kearah laki-laki yang tengah duduk dikursi teras itu, dan ternyata laki-laki itu yang dijodohkan dengan Reny.
Seketika jantung Rony, berdetak dengan hebat menyaksikan dan mendengar pembicaraan saat itu, yang merendahkannya. Namun Rony hanya diam.
''kamu jangan bodoh, buat apa laki-laki yang belum jelas, seperti dia'', sambung mamanya lagi.
''cukup ma, jangan terus-terusan menghina Rony, salah apa dia sama mama, sampai tega mama seperti ini''
Teriak Reny, mendengar mamanya terus menghina Rony.
''Ren, sudahlah jangan melawan mamamu, yang dikatakan mamamu benar, ya sudah aku pulang dulu ya'',
Tiba-tiba saja Rony berbicara kepada Reny, lalu ia mengengkol motornya dan pergi, tanpa menunggu Reny mengiyakan.
"Yaaaang, jangan pergi, aku ikut kamu yang'', teriak Reny sambil menangis, namun Rony seakan tak mendengar teriakan Reny, iapun terus berlalu.
Diatas motor, Rony merasakan kepedihan hati yang teramat sangat, ia terus melajukan motornya, ia tidak tau akan kemana saat itu, ia hanya membuang kesedihan yang baru saja ia alami, tanpa terasa bening air matanya menetes dari kedua matanya.
"Ya Alloh, kuatkan hatiku ya Alloh''
Tiba-tiba saja, Rony berteriak ..... Sambil terus melajukan motornya.
Rony meluncur dengan kencang dari arah rumbai. setelah melewati jembatan lekton, Rony terus menambah kecepatan, hingga bertemu dengan simpang empat, tanpa ia sadari dari arah sebelah kanan ada mobil truck barang melintas,
Ciiiiiiit ... bruaaak ......!!!
Tak ayal, tanpa dapat menghindar lagi, kecelakaanpun terjadi, motor Rony menabrak telak bagian samping kanan dump truck dengan keras, motor Rony hancur hingga belipat, tubuh Rony posisinya berada dikolong truck itu, beruntung ban belakan truck itu terganjal oleh sepeda motornya Rony, sehingga seketika truck itu berhenti, jika tidak sudah bisa dipastikan tubuh Rony akan tergilas.
Seketika di lokasi kecelakaan ramai, banyak warga yang berusaha menolong mengeluarkan tubuh Rony dari kolong truck,
Singkat cerita, dengan bantuan masyarakat, Rony ditumpangkan ke mobil yang saat itu melintas di lokasi kecelakaan, dan diantar ke rumah sakit terdekat, tak lama kemudian unit Laka lantaspun tiba di TKP, setelah mendapat laporan dari masyarakat.
Kembali ke Reny di saat Rony pergi.
Reny sangat terpukul dengan sikap mamanya yang menurutnya sudah sangat keterlaluan, setelah Rony pergi iapun langsung masuk kerumah dan menuju kamarnya, Reny menangis sendiri di kamar.
Sementara di depan rumahnya, laki-laki itupun berpamitan pulang, lalu mamanya Renypun masuk kedalam rumah.
Jam sebelas malam Reny dikamarnya masih menangis, hingga kedua matanya terlihat membengkak karena menangis. Tiba-tiba saja, hpnya berdering, dengan malas ia meraih hpnya dan ternyata yang menelfon Rony, dengan segera ia menerimanya,
''halo Yaang, lagi dimana?''
Tanya Reny setelah tersambung.
''aku ada didepan rumah, keluarlah aku mau ketemu kamu, jawab Rony di telfon dengan suara lirih.
''i iya yang, sebentar ya aku keluar, jawab Reny dengan senang hati, lalu Reny dengan perlahan turun dari kasurnya, dengan pelan ia membuka pintu kamarnya, ia mengintip terlebih dahulu keluar kamar, dan ternyata ruang keluarga sudah gelap, menandakan lampu sudah dimatikan dan tentunya sang mama sudah masuk kamarnya.
Reny keluar kamar, menuju pintu depan, Reny menyingkapkan kain jendela untuk memastikan kedatangan Rony, Reny sedikit terkejut karena ketika ia menyibakkan kain jendela, disitu ia langsung berhadapan dengan muka Rony yang berdiri didepan jendela dimana Reny mengintip, setelah yakin Rony berada di depan, Renypun membuka pintunya, lalu Reny keluar dan mengajak duduk Rony di kursi teras.
''yaaang maafin mamaku ya, aku sedih dan gak terima kamu digituin mama, kamu yang sabar ya, pokoknya aku akan mencintaimu selamanya''.
Ujar Reny mengawali obrolan, yang tentunya dengan berbisik, karena takut terdengar oleh mamanya.
Rony hanya dia menundukkan wajahnya, tentu saja Reny merasa semakin sedih melihat sikap dan raut wajah Rony yang saat itu hanya diam, dengan wajah sedih serta terlihat pucat,
Reny berdiri, lalu ia mendekati Rony yang duduk disebelahnya dan terhalang meja kecil, lalu Reny menghadap Rony dengan posisi setengah berjongkok, sembari meraih kedua tangannya Rony, namun Reny terkejut saat tangan lembutnya menyentuh tangannya Rony,
"Yaaaang, kenapa tanganmu dingin begini, kamu sakit ya?
Melihat Reny terkejut dan bertanya, Rony masih terdiam, terlihat bahunya bergetar kuat, Rony menangis walau tidak sampai mengeluarkan suara Isak, melihat Rony yang tiba-tiba menangis membuat Reny jadi sedih, Reny langsung berdiri dan memeluk Rony, seraya berkata,
''yang sabar ya sayaaang, aku mencintaimu, aku tahu kamu sudah banyak berjuang demi aku, namun mama tidak pernah menghargaimu, biarlah mama seperti itu, yang penting aku tetap mencintaimu ya'',
Ucap Reny menguatkan hati Rony.
''Ren, maafkan aku ya, maafkan segala kesalahanku selama ini kepadamu'',
Tiba-tiba saja. Rony berbisik ditelinga Reny dengan suara lirih.
''Iya sayang, kamu tidak ada salah kepadaku, bahkan ke semua orang, kamu baik orangnya, dan aku bangga kelak jadi istrimu'', jawab Reny.
Kriiiing....krinnng,
Tiba-tiba saja, suara ponsel Reny berdering yang berada dimeja kecilnya, lalu ia melepaskan pelukannya dari tubuh Rony, Reny meraih ponselnya dan terlihat di layarnya sebuah nama, yaitu Andi teman sekampus dengan mereka.
Reny mengangkat telfonnya, sambil duduk dikursi, pandangan matanya menatap kearah jalan didepan rumahnya..
''hallo ndy, ada apa jam segini nelfon?''
Tanya Reny ke Andy.
''Ren ....., Kamu yang sabar ya, Rony kecelakaan, tadi jam 10, dan Rony meninggal'', ujar Andy ke Reny.
''ndy, kamu kalau bercanda jangan kelewatan ya, jawab Reny sengit,
''Astaghfirulloh, masa aku bohong, datanglah ke rumah sakit kalau kamu gak percaya'', jawab Andy lagi.
''ndy asal kamu tau saja, Rony sekarang lagi sama aku, nih ngomonglah sama kamu, jawab Reny ke Andy seraya ia memalingkan wajah dan pandangannya ke sebelah kanan dimana Rony duduk,
"Haaaaaah....
Mana Rony?
Ucap Reny berbicara sendiri, yaaah Rony tidak terlihat lagi disampingnya, dan tidak mungkin Rony pergi begitu saja, dan tidak mungkin jika Rony pergi tidak terlihat olehnya.
Seketika tubuh Reny serasa tak bertulang, tubuhnya lemas tak berdaya,
Tubuh Reny terjatuh dan duduk di lantai teras. Reny hanya bisa menangis histeris, sehingga suara tangisnya membangunkan seisi rumahnya,
Singkat cerita, Reny berangkat ke rumah sakit yang telah disebutkan Andy, dengan diantar kakaknya, yaitu Eny,
Setibanya dirumah sakit, benar saja di ruang IGD Reny melihat tubuh Rony sudah tidak bernyawa lagi, dengan luka parah dibagian kepala, Reny menjerit dan menangis histeris, melihat sang kekasih sudah tak bernyawa.
Singkat cerita, atas bantuan teman sekampus juga bos dimana Rony bekerja, jenazah Rony malam itu juga diberangkatkan ke kampungnya di provinsi SB, karena itu permintaan sang ibundanya Rony, Reny pun ikut berangkat mengantar jenazah sang kekasih,
Setibanya di kampung halaman Rony sudah dapat dipastikan jenazah Rony disambut dengan tangisan pilu sang bunda,
Serta keluarganya.
Selamat jalan Rony, selamat tinggal duka, semoga kamu bahagia disisi Alloh, karena Alloh lebih menyayangimu, daripada didunia ini yang penuh kedzoliman.
Singkat cerita, seminggu pasca meninggalnya Rony, hari-hari Reny hanya diisi dengan tangis kedukaan, ia tidak mau keluar dari kamarnya, ia keluar hanya pergi ke kampus, setelah pulang kuliah Reny langsung masuk ke kamarnya, untuk makan saja ia tidak mau, namun kakaknya dengan sabar membujuk Reny untuk makan, Eny sangat mengkhawatirkan kondisi adiknya.
Semakin hari tubuh Reny semakin terlihat kurus, wajahnya pucat, hingga ketika di kampus tiba-tiba saja ia terjatuh di lorong kampus, Reny terjatuh dan pingsan, dan langsung oleh teman-temannya dilarikan kerumah sakit.
Dirumah sakit Eny dengan air mata berderai memeluk tubuh Reny yang terbaring tak berdaya, Eny dikabari Andy jika Reny pingsan dan dibawa kerumah sakit.
''Dek, kakak tahu kamu kehilangan Rony, tapi masih ada kakak, kakak sangat menyayangimu dek, Adek harus kuat ya, kakak gak mau kehilanganmu dek, kalau kamu pergi lalu kakak dengan siapa?''
Ucap Eny, disela tangisnya.
Tiba-tiba saja, tangan Reny yang saat itu tengah dalam genggaman Eny bergerak, tanda Reny sadar, perlahan kedua mata Reny terbuka, dan terdengar ia berkata dengan sangat lirih,
kak ....
Reny memanggil Eny dengan pelan,
Melihat adiknya sadar dan memanggil. Eny begitu senang melihat adiknya sadar, bahkan memanggilnya.
''dek, kamu sudah sadar ya, dengan derai air mata mengalir di pipinya Eny menyapa Reny'',
Namun Reny hanya diam memandang kakaknya dengan tatapan hampa,
''Dek, yang kuat ya, kakak sayang sama Adek, kakak ingin seperti dulu lagi becanda ria, jalan-jalan bareng'',
Mendengar ucapan sang kakak Reny terlihat tersenyum getir.
Kak .......
''Adek minta maaf ya kak, maafkan segala kesalahan Adek, sampaikan juga ke mama, mohon maaf Adek tidak bisa menuruti kehendak mama'',
Tiba-tiba saja, Reny menggenggam tangan Eny, seraya berkata dengan sangat pelan.
Adek jangan ngomong gitu, apa yang harus kakak maafkan, karena Adek gak ada salah apapun ke kakak, yang ada kakak yang banyak salah ke Adek.
Jawab Eny ke adiknya.
Tiba-tiba saja, Reny seperti kesulitan bernafas, Reny merasa sesak nafasnya,
Tentu saja hal itu membuat Eny panik, lalu ia berteriak ke petugas medis,
Doook....
Suster, tolong nih adik saya,
Teriak Eny panik, dengan sigap petugas medis berdatangan untuk melakukan tindakan. Eny sangat mengkhawatirkan adiknya, ia tak kuasa melihat kondisi adiknya, namun jika sudah bicara takdir, kita tidak bisa berbuat apa-apa lagi, kita manusia hanya wajib berusaha.
Dengan panik Eny mendatangi team medis yang saat itu menutup tubuh adiknya dengan selimut hingga kepalanya,
''dok, gimana dengan adik saya?"
Tanya Eny dengan tangisnya.
"Maaf mbak, adik mbak sudah tiada''
Demikian jawaban dari team medis,
Maaf ya mbak, kami sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi semua sudah kehendak yang Maha Kuasa.
Sambung dokter lagi.
Sudah bisa di bayangkan, bagaimana Eny saat itu, menyaksikan adik satu-satunya kini terbujur tak bernyawa lagi, sementara kedua orang tuanya belum juga datang, padahal sudah 2 jam Reny masuk rumah sakit, dan kini Reny sudah tiada.
Malam itu juga jenazah Reny dibawa pulang, terlihat dirumahnya sudah ramai para tetangga juga teman kampusnya, terlihat mamanya Reny menangis histeris, namun semua itu tiada guna lagi, akibat keegoannya, semua tersakiti bahkan mengakibatkan penderitaan bagi orang lain.
''tak usah menangis ma, bukankah ini maunya mama?, Kekerasan hati mama membuat dirumah ini bagai neraka, papa sebagai kepala keluarga pun tidak pernah mama hargai,
setelah pemakaman Reny papa sama Eny mau pulang kampung saja, mama tak usah khawatir, kami tidak akan membawa harta, ambilah semua buat mama.
Tiba-tiba saja, seorang pria paruh baya berbicara kepada mamanya Reny, dan dialah papanya Reny.
Diruang keluarga jasad Reny terbujur tak bernyawa, terlihat para sahabatnya secara bergantian membaca surah Yasin,
Singkat cerita, esok paginya Reny pun dikebumikan, dengan segala kedukaan dan penderitaannya, semoga bahagia disisi Alloh, terlepas sudah dari penderitaan serta keegoan mamanya,
Selamat jalan Reny Estiany.
Singkat cerita kesepakatan keluarga juga sahabat Reny dikampus, akan melaksanakan tahlilan di rumahnya almarhumah hingga tiga hari dirumahnya,
Malam itu jadi malam pertama Reny meninggal, teman-temannya Rony dan Reny telah berkumpul dirumah itu, demikian pula dengan para tetangganya,
Dengan diawali pembacaan surah Yasin, lalu dilanjutkan dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh pak imam mesjid.
Terlihat Eny begitu terpukul jiwanya saat itu, namun demikian ia tetap berusaha kuat, ia ikut serta membaca surah Yasin, karena ia ingin memberikan yang terbaik buat adiknya dengan mengirim doa.
Hesty teman dekat Reny dikampuspun berada disitu, sambil membaca surah Yasin ia terus mengusap air matanya,
Tiba-tiba saja,
Kriiiiing....kriiing....
Hesty sedikit terkejut hpnya berdering, ia lupa tadi tidak mematikan suaranya,
Ia merasa tak nyaman karena sudah mengganggu konstrasi jamaah membaca doa, lalu ia permisi keluar ruangan itu, lalu ia kesamping rumah Reny dimana disamping rumah itu tumbuh sebatang pohon mangga, yang dibawahnya ada bangku-bangku kayu, yang sengaja dibuat untuk bersantai, tanpa melihat siapa yang menelfon, Hesty mengangkat telfonnya,
"Hallo, assalamualaikum
Jawab Hesty, setelah berada di bawah pohon mangga itu.
Namun tak terdengar suara jawaban dari sipenelfon,
Namun sayup Hesty mendengar suara tangis di telfonnya, tangisan itu terdengar pilu,
Hallo, ini siapa?
Hesty bertanya, namun tetap tidak ada jawaban, dan hanya suara tangis seorang perempuan terdengar olehnya, karena tidak juga berbicara, Hesty baru melihat dilayar ponselnya, siapa yang menelfonnya,
Astaghfirulloh,
Seketika tubuh Hesty gemetaran, setelah melihat siapa yang tengah menelfonnya.
Dengan langkah tergesa-gesa Hesty kembali masuk kedalam rumah, setelah kembali duduk ia pun melanjutkan membaca yasinnya.
Singkat cerita, setelah selesai acara tahlillannya, satu persatu jamaah dan te,an kampus berpamitan untuk pulang, demikian pula dengan Hesty,
Tanpa banyak cerita Hesty berpamitan kepada keluarga sahabatnya itu untuk pulang, hestypun tak berniat menceritakan kejadian yang baru saja ia alami.
Malam itu dikampus, saat jam istirahat, Hesty dengan Andy duduk di taman kampus, mereka berdua memilih duduk bersantai di bawah pohon yang rindang, dengan cahaya remang bias sinar lampu taman, mereka mengobrol mengenang kebersamaan bersama Rony dan reny, ketika kedua sahabatnya itu masih ada, sesekali Hesty mengusap air ,ata yang terus mengalir di pipinya.
Disaat Hesty dan Andy mengobrol, tiba-tiba saja, terdengar oleh mereka berdua seperti seseorang yang memanggil mereka dengan pelan dari arah belakang
Hesty.....Andy .....
Seketika Andy dan hesty menghentikan obrolannya, sejenak Andy dan hesty terdiam dan hanya saling pandang, lalu dengan bersamaan mereka memandang ke arah sumber suara yang memanggil nama mereka,
''Reny......!!!"
Dengan suara bergetar Hesty menyebutkan nama sahabatnya yang telah tiada itu, betapa terkejutnya Hesty dan andy karena tanpa mereka sadari dibelakangnya telah berdiri dua sahabatnya yang telah tiada, yaitu Rony dan Reny dengan raut wajah begitu pucat,
''hesty .... Andy, makasih ya, udah mau kirim doa buat kami, sampaikan salam buat teman-teman, juga tolong sampaikan kepada mamaku, agar jangan sakiti perasaan kak Eny selamat berpisah ya'',
Ucap Reny yang saat itu berdampingan dengan Rony. Terlihat Rony hanya diam dan menundukkan wajahnya.
Astaghfirulloh,
Hesty, beristighfar, keringat dingin membasahi tubuhnya, ya Alloh aku bermimpi, seketika Hesty menangis, lalu ia berkata pelan,
"Sahabatku Reny dan Rony, yang tenang kalian di sana ya, aku akan selalu mendoakan kalian, serta akan aku sampaikan pesanmu''.
Bisiknya, tiba-tiba saja, kembali bulu romanya meremang, namun bukan karena ia takut.
Pagi itu cuaca terasa sangat dingin, karena memang sedari waktu subuh hujan turun dengan deras, setelah melaksanakan sholat fardu subuh, Hesty memilih bermalas-malasan di atas kasurnya, karena pagi itu memang tidak ada jadwal kuliah, tiba-tiba saja,
Kriiiing, kriiing ......
Terdengar ponselnya berdering, lalu ia meraih ponselnya yang ia letakkan diatas meja kecil disamping kanan tempat tidurnya itu, Hesty melihat sebuah nama tertulis di layar ponselnya "Andy",
"Assalamualaikum, ada apa ndy pagi buta gini nelfon?"
Ucap Hesty setelah telfon itu diangkat.
"Waalaikum salam Hesty, maaf mengganggu nih, Aku hanya ingin cerita sedikit",
Demikian ujar Andy kepada Hesty.
''iya gak apa-apa, mau cerita apa ndy?"
Tanya Hesty lagi.
"Begini, tadi malam aku mimpi, Rony dan Reny menjumpai kita, dalam. Mimpi itu, Reny mengucapkan terimakasih dan minta tolong sampaikan pesan untuk mamanya''.
Demikian ujar Andy ke Hesty.
"Astaghfirulloh ndy, mimpi kita kok sama, dalam mimpi itu kita berdua tengah duduk di taman kampus",
Jawab Hesty merasa terkejut, karena mimpi Andy sama dengan mimpinya.
''ya udah nanti kalau sudah reda hujannya, aku kerumahmu ya, kita sama-sama pergi kerumah mamanya Reny'', sambung Andy.
Singkat cerita, kira-kira jam 10 pagi Andy datang ke rumah Hesty, lalu mereka berdua pergi menuju rumahnya Reny.
Setibanya dirumah Reny, yang beruntung pada saat itu mamanya Reny ada dirumah, Hesty dan Andypun
Dengan singkat menyampaikan perihal mimpi mereka dan pesan Reny untuk mamanya, mamanya Reny seketika menangis begitu mendengar cerita dari Hesty dan Andy, ia mengucapkan banyak ke Hesty dan Andy, ia sangat menyesali atas sikapnya terhadap putri-putrinya, walau semua sudah terlambat, kini ia hidup seorang diri, karena suaminya dan Eny pulang ke kampung, entah untuk berapa lama.
S E L E S A I
Tidak ada komentar:
Posting Komentar