Hallo teman... Saya mau cerita pengalaman pribadi saya dulu waktu masih duduk dibangku SMP.
Maaf klo penulisannya kurang jelas ya, baru pertama kali.
Hari ini adalah hari jumat dan sekolah ku pulang cepat. Sekarang jam sebelas siang lebih lima belas menit.
“Ropik kamu sudah pulang ??” tanya Ibu yg sedang merapihkan pot-pot bunga diteras rumah.
“Iya bu, para guru ada rapat katanya..” jawabku yg kemudian mencium tangan ibu.
Lantas aku masuk kedalam rumah dan merebahkan tubuh disofa tanpa melepaskan seragam sekolah. Ku ambil buku komik diatas meja disamping sofa, kubuka lepitan kertas diujungnya dan kulanjutkan membaca.
Tidak lama Ibu masuk kedalam rumah dan berkata, “Eh malah tiduan, mandi sana, sholat jumat sama Bapak...”.
“Libur dulu ah, ngantuk banget...” aku langsung turun dari sofa dan tiduran dilantai. “Enak dingin disini...” pikirku.
Tanpa disadari aku tidur tepat ditengah-tengah pintu antara ruang keluarga dan kamar Ibu.
Badanku bagian bawah didalam kamar Ibu dan kepalaku berada diruang keluarga. Aku tidur menyamping dan menghadap kiri sambil terus membaca komik.
“Pik kok tidur, ayo sholat....” teriak Bapakku yg sudah rapih dan bersiap menuju masjid.
“Libur dulu ya Pak, minggu besok aja...” jawabku singkat.
“Masa sholat libur....” kata Bapakku lagi sambil berlalu meninggalkan rumah.
Sedangkan Ibu sepertinya berada didapur karena terdengar bunyi piring yg dicuci.
Mataku sayup tak kuat lagi menahan rasa kantuk ini. Namun aku masih ingin membaca komik karena tepat dibagian yg seru. “Lanjut ntar sore aja apa yak...” bisikku dalam hati.
Mataku terpejam....
“Kok sepi dan senyap ya ?” kataku dalam hati yg masih tidur menyamping.
Bola mataku melihat disekeliling ruangan, ada yg aneh.
“Ini pada kemana orang-orang ? Ga ada suara apa pun...?” tanyaku dalam hati.
Suasana ruang keluarga itu begitu senyap. Cahaya matahari yg sebelumnya menerangi seisi ruangan, kini sudah tidak ada, hanya tersisa cahaya lampu yg redup.
“Apaan itu ?” Mataku tertuju pada dinding disamping kulkas. Terlihat seperti kumpulan rambut terurai, hanya rambut.
Aku terus menatap benda itu yg tak bergerak. Panjangnya kira-kira dari atas kulkas 2 pintu sampai bagian tengahnya.
“Jangan2 itu.....” bisik hatiku yg mulai keringat dingin.
Tiba-tiba rambut itu bergerak dan terlihat sosok mengenakan gaun putih dengan kepala yg menunduk.
Anehnya sosok itu berjalan menembus kulkas menuju kamar adikku dan dia pun menembus pintu kamar.
“Astaghfirullah.....” teriakku, namun kata-kata itu tak mampu keluar dari mulut dan tubuhku tak bisa bergerak.
Aku meronta-ronta mencoba menggerakan seluruh tubuh, namun sia-sia. Aku hanya bisa menggerakan tubuh menjadi menghadap atas yg sebelumnya menyamping. Mataku hanya bisa menatap langit-langit ruangan.
Aku ketakutan, takut sosok itu tiba2 muncul.
“Krek... krek... krek...”
“Krek... krek... krek...”
Ada suara namun terdengar tidak begitu jauh.
“Krek... krek... krek...”
“Apaan ini....!!!!” teriakku dalam hati.
“Krek... krek... krek...”
Asal suara itu ternyata dari mulutku, bukan yg keluar dari mulut namun mulutku yg bergerak memutar searah jarum jam.
“Aahh... aahh... sakit.....” teriakku dalam hati.
Mulutku memutar sedikit demi sedikit, rasanya sangat sakit sekali seperti tulang yg patah. “Krek... krek... krek...” mulutku terus memutar sampai akhirnya tegak lurus dengan hidung.
“Ibu tolong.... ibu tolong....” aku terus berteriak. Kini Aku bisa menggerakan kedua tangan dan aku memegang mulutku yg ternyata sekarang posisinya berubah menjadi vertikal, lurus antara hidung dan dagu.
“Aaaaahh........!!!!!” teriakku sekuat tenaga.
“Pik !!!”
“Pik, bangun !!!”
Mataku terbuka dan didepan ku sudah nampak Ibu yg memegang kedua tanganku. Aku dalam keadaan terduduk, sepertinya Ibu menarik tubuhku.
“Kenapa kamu ? Teriak2 gak jelas ?? tanya Ibu.
“Astaghfirullah Bu, aku dierep-erep...” kataku dengan nafas terengah-engah.
“Makanya disuruh sholat malah tidur....” ejek Ibu.
“Sudah ganti baju terus mandi, besok-besok jangan males sholat jumat...” perintahnya.
Aku memegang mulutku yg tentunya sudah normal, namun terasa nyeri sedikit. “Ya allah serem banget...” kata hatiku.
“Apakah sosok tadi adalah penunggu rumah ini ?” tanyaku sambil melihat dinding disamping kulkas.
“Besok-besok ogah dah gua tidur pas waktunya sholat...” kataku dan berlalu untuk membersihkan diri.
Maaf yah teman klo ga serem.
Dan terima kasih sudah mau membaca cerita ini.
Klo teman-teman suka nanti saya akan cerita lagi karena pengalaman tentang beginian lumayan banyak.
Thanks ya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar