Oleh : Fikachue
·
#KISAH_NYATA
#POCONG
Namaku Ika, dan kakaku bernama Ima. Umur kami hanya beda 20 bulan dan kami 6 bersaudara aku adalah yg bungsu. Kami tinggal di Kalimantan, tepatnya Kalsel. Tinggal disebuah desa yg terpencil, waktu itu umurku sekitar 8 tahun.
Suatu malam, aku dan ibuku serta kakaku Ima hendak pergi kerumah Mang Udin. Ibuku berniat memberikan Tape Ketan yg dibuatnya sendiri karna mang Udin adalah adiknya. Kami pergi sehabis Isya melewati jalan yg hanya tanah, yg apabila hujan becek seperti lumpur. Kanan jalan adalah sungai yg biasa digunakan untuk sarana transportasi air menuju kota banjarmasin dan dikiri jalan hanya ada pohon pisang, pohon singkong serta sawah.
Langit malam begitu gelap, lampu juga saat itu padam, bahkan kalau menyalapun jalanan tetap gelap karna tidak semua warga menggunakan listrik, hanya orang2 tertentu saja. Kami terus berjalan sekitar 500m kmi hanya melewati pohon singkong, pohon pisang serta sawah. Lalu melewati gudang penggilingan padi, di samping gudang penggilingan padi ada sebuah pohon pinang jelas gelap terlihat gelap dibwhny. Kami terus berjalan dan sesekali melewati beberapa rumah warga yg saling berjauhan karna memang desa kami sepi dan terpencil. Jangankan jalan beraspal, batupun tidak.
Sesampainya dirumah Mang Udin, rumahnya terlihat gelap dan seperti tidak ada orang.
*Assalamualaikum, Udin ? Ucap ibuku
Tetapi tidak ada jawaban.
*Mungkin Mang Udin lagi tidak ada dirumah, sahutku
*Pergi kali* timpal kakaku
Kamipun memutuskan untuk pulang kerumah dan membawa kembali tape ketan yg tadi. Melewati jalan yg sama, sesampainya di gudang penggilingan padi tepat dibawah pohon pinang, aku meliat sesosok yg mengenakan pakaian serba putih berdiri mematung memandang ke arah kami. Sontak aku terkejut
Siapa itu ma ? Tanyaku
Mungkin mang Sarman, sahut ibuku
Mang Sarman tinggal tak jauh dari gudang ini
Kamipun berhenti sesaat dan ibu bertanya lagi
Ehm, lagi ngapain disitu ? Kata ibuku
Tapi tidak ada jawaban, sekali lagi ibuku menggulangi pertanyaannya, tapi tetap tak ada jawaban.
Kamipun berlalu meninggalkannya, ibu sedikit kesal lalu mengomel
"Mungkin pocong kali tuh, ditanya tidak menjawab.
"Mama ini apaan sih" kataku
"Tau nih mama, bikin takut" timpal kakaku
Sambil terus berjalan, aku berfikir apa mungkin yg di katakan ibu barusan. Sontak kami pun menegok kebelakang dan betapa terkejutnya kami serta gemetaran berlari menyusul ibu yg berjalan lebih dahulu sedikit lalu kami pegang lengannya sambil terus menarik dan berlari
"Ma, ayo cepat* Titahku
"Kenapa sih" ibuku binggung melihat tingkah kami
"Ayo cepat, cepat" pinta kakaku
Sambil menarik lengan ibuku, yg harus memaksanya berjalan sedikit berlari. Sesampainya dirumah, ibuku bertanya
" Kenapa sih jalannya cepat2 barusan"
"Tadi kami menenggok ke belakang dan melihat orang tadi kakinya tidak ke tanah. Hantuuuuuu maa
"Ini karna mama bawa tape pulang pergi malam begini, dan dia(hantu) pengen.
( TIMIT )
Iklan
Tag Terpopuler
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar