[SHORT STORY : BASED ON TRUE STORY]
UNSEEN
Oleh : Irfan Mahrez
"CUT..!!!" teriak sang sutradara mengakhiri tugas ku malam itu, itu merupakan scene terakhir ku untuk syuting sebuah judul FTV.
Kami syuting dari pagi sampai malam dan berakhir pada pukul 23:00 WIB. Karena sudah tidak ada scene lagi untuk take. Maka aku memutuskan selesai syuting aku langsung pulang ke rumah.
Seperti biasa sebelum pulang aku berpamitan dulu kepada semua crew yang masih berada di lapangan. Lelah karena seharian syuting, membuatku ingin cepat-cepat beristirahat dan sampai dirumah.
Oia perkenalkan namaku Damar Rahadi Prawira (bukan nama sebenarnya) aku seorang pekerja seni, di dunia entertainment. Sudah banyak film, sinetron bahkan beberapa judul FTV yang pernah aku bintangi.
Hari itu aku syuting berlokasi di daerah Cibubur. Kebetulan aku tidak membawa asisten manager pada saat itu. Kemana-mana memang aku selalu lebih senang nyetir sendiri.
Setelah berpamitan dengan mereka semua. Aku bergegas menuju parkiran mobil. Aku sedikit membuang napas lega setelah masuk ke dalam mobil.
'Akhirnya syuting hari ini selesai juga' batinku
Namun tiba-tiba sebuah pesan singkat masuk, ku raih ponsel dan membuka SMS dari mamah ku. Karena kejadian ini sudah lama banget kira-kira tahun 2000an ke atas, dan saat itu belum ada WhatsApp dan berbagai macam platform yang menjamur seperti sekarang ini.
Ku buka SMS dari mamah, "Damar, mamah besok mau pulang kalau kamu ada waktu tolong jemput mamah yah ke Bandung."
Memang mamah ku sudah tiga hari tidak sedang berada di Jakarta. Saat itu beliau sedang berada di kota Bandung karena ada acara keluarga disana. Kebetulan saudara ku semuanya tinggal disana. Jadi kalau ada acara atau apapun itu selalu kumpul di Bandung.
Entah mengapa aku kepikiran untuk berangkat malam itu juga ke Bandung. Karena aku pikir besok ada syuting lagi paginya. Tanpa pikir panjang aku langsung menjalankan mobilku meninggalkan tempat lokasi.
Padahal malam itu aku capek banget, tapi aku memaksakan diri untuk kesana malam itu juga. Lumayan jauh sih, dari Cibubur ke Bandung. Sempat terlintas di benak ku untuk minta ditemani oleh asisten ku untuk pergi kesana. Jika sewaktu-waktu aku lelah dalam perjalanan, ada asisten ku yang bergantian untuk menyetir mobil.
Tapi niat itu aku urungkan, karena akan memakan waktu banyak. Jika aku harus balik ke rumah menjemput asisten ku itu. Ku putuskan untuk tetap melanjutkan perjalanan. Malam semakin merambat, dan jalanan mulai sepi.
Singkat cerita aku sudah memasuki jalan tol, awalnya biasa aja. Kondisi jalan juga lengang hanya ada beberapa kendaraan saja yang lalu lalang. Sampai akhirnya di tol km 90 aku merasakan ada hal aneh disana. Suasana mendadak berubah, jalanan jadi berkabut, hening, bahkan tidak ada sama sekali kendaraan yang lewat. Selain mobil ku sendiri. Aku seperti melewati sebuah lorong yang gelap dan panjang.
Jarak pandang ku juga jadi terbatas. Aku menurunkan kecepatan, bulu kuduk ku mulai meremang melewati sepanjang jalan itu. Aku mulai memikirkan hal-hal yang tidak-tidak. Hingga akhirnya aku melihat sebuah kecelakaan di jalur kanan arah pulang menuju Jakarta. Kondisi kendaraan tersebut sudah terkapar di jalan.
Aku memperlambat laju kendaraan ku, sambil melihat ke arah luar jendela. Mobil mini bus terguling mengeluarkan kepulan asap di tengah jalan. Dan anehnya tidak ada sama sekali kendaraan yang lewat atau sekedar petugas jalan yang menolong mobil itu. Bener-bener hanya aku pengendara seorang diri yang melihat kejadian itu.
Mungkin bisa dibilang malam itu jalanan seperti milik ku sendiri. Jujur, sebenarnya aku ingin turun dari dalam mobil dan menolong korban kecelakaan itu. Aku khawatir dengan kondisi si pengendara. Apakah dia selamat atau tidak.
Aku melihat kecelakaan itu seperti sudah terjadi beberapa jam yang lalu. Tapi tidak ada satupun yang menolong korban. Seperti diabaikan begitu saja. Ku lihat waktu sudah menunjukkan pukul 00:10 WIB, aku memutuskan untuk tetap melajukan kendaraan.
Dalam perjalanan aku menyempatkan untuk mendoakan semoga petugas segera datang dan mengevakuasi korban secepatnya. Dan jika pengendara itu tidak terselamatkan. Semoga arwahnya tenang dan diterima oleh Allah SWT.
Seketika jalanan yang tadinya berkabut kini kembali normal. Aku bisa melihat beberapa sorot lampu kendaraan yang tengah melintas di belakang mobil ku melalui kaca spion.
Aku sedikit bernapas lega, setelah aku keluar dari tol, aku melewati jalan raya seperti pada umumnya, lalu kemudian belok melewati beberapa perumahan di sekitaran pinggir jalan. Aku memutuskan untuk menepikan kendaraan dan beristirahat sejenak, membeli minuman di pinggir jalan kebetulan masih ada warung kecil yang buka.
Malam itu aku benar-benar sudah kelelahan. Mataku ngantuk berat, maka dari itu aku putuskan untuk istirahat sebentar sebelum melanjutkan perjalanan kembali.
Aku turun dari dalam mobil, membeli sebotol air kemudian aku duduk di sebuah bangku panjang. Ku lihat jam sudah menunjukkan pukul setengah satu malam. Aku sempat berbincang-bincang sebentar sama pemilik warung.
Lalu dia berlalu ke dalam untuk menyeduh kopi meninggalkan ku sendirian di luar. Tiba-tiba seseorang yang tak ku kenal muncul sambil berkata.
"Mas, tadi disana ada kecelakaan yah?" ujar pria itu wajahnya datar dan seperti ada bekas luka bakar di seluruh area tubuhnya. Sontak aku terperanjat, ku amati orang itu dari atas sampai bawah kakinya masih napak bumi.
"I-iya tadi saya sempat lewat tol di KM 90 ada sebuah minibus terguling disana." Kataku sedikit terbata-bata.
"Apa sudah ada petugas yang datang untuk menolongnya mas?" tanyanya kembali.
"Tadi sih saya lihat belum ada satupun petugas yang datang. Mungkin sekarang sudah ditangani oleh petugas jasa marga."
"Kasihan mas, sudah berhari-hari kecelakaan itu terjadi. Tapi belum ada satupun orang yang mengetahui kalau ada kecelakaan disana."
"I-iya mas. Semoga pihak petugas bisa secepatnya menolong korban kecelakaan itu." Ucap ku.
Aku mengalihkan perhatian memanggil pemilik warung. Untuk membayar air minum yang ku beli. Setelah itu aku pamit ke pemilik warung untuk melanjutkan perjalanan. Niatnya aku juga ingin pamit ke seseorang pria yang tadi mengajakku bicara.
Aku kembali dibuat bingung dan kaget, orang itu sudah tidak ada. Kemana dia? Cepat sekali menghilangnya. Aku tidak ambil pusing. Malam itu aku segera masuk ke dalam mobil. Dan kemudian tiba di rumah saudara ku pukul satu lewat sepuluh.
Keesokan paginya aku dan mamah pamit untuk balik ke Jakarta. Mamah duduk di depan di samping aku mengemudi. Baru beberapa meter meninggalkan tempat, mamah ku berujar.
"Kamu mencium bau amis gak sih?" Tanya mamah ku.
Mendengar pertanyaan mamah ku itu aku langsung heran. Padahal di dalam mobil sudah terpasang pengharum ruangan.
"Enggak ah' aku gak mencium bau apa-apa." Aku mengendus mencari aroma yang dimaksud mamah. Tapi aku sama sekali tidak mencium bau apa-apa. Selain pengharum ruangan.
"Jujur sama mamah, kamu semalam habis nabrak seseorang yah?" Matanya melirik tajam penuh keseriusan ke arah ku.
"Astaghfirullahaladzim, mamah kenapa tanyanya kayak gitu sih? Ya enggaklah mah. Kalau ada apa-apa pasti aku ceritakan ke mamah. Memang kenapa sih, kok mamah tiba-tiba tanya kayak gitu?"
"Mamah melihat di dalam mobil kamu ini ada sesosok pria duduk dibelakang mobilmu."
Aku terkejut mendengar penuturan mamah. Dan aku baru ingat kalau ternyata mamah ku itu bisa melihat hal-hal yang berbau tak kasat mata. Mamah ku itu indigo. Dia bisa melihat apa yang orang lain tidak bisa lihat.
"Hah? Serius mah?" Kataku setengah merinding.
"Jujur sama mamah, kamu habis nabrak seseorang?"
"Demi Allah, aku gak nabrak siapa-siapa mah."
Mamahku diam sejenak raut mukanya terlihat berbeda. Aku penasaran seperti apa sosok yang saat ini sedang duduk di belakang mobil ku. Aku melayangkan pertanyaan pada mamah.
"Mah, sosok yang mamah lihat duduk dibelakang mobil aku ini seperti apa mah?"
"Dia seperti korban dari kecelakaan tunggal, seluruh tubuhnya terlihat terbakar hangus, banyak darah mengalir di wajahnya."
Mendengar penjelasan mamah, aku jadi ingat dengan sosok pria yang mengajaku berbicara tadi malam saat aku berhenti disebuah warung kecil dipinggir jalan. Berarti yang semalam itu yang bertemu dan bicara denganku adalah korban dari kecelakaan yang ku lihat di tol km 90???
SELESAI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar